Nabi Yang Memiliki Mukjizat Dapat Membelah Laut Merah Adalah
Kisah Nabi Musa AS Dihanyutkan ke Sungai Nil
Saat ia mendengar prajurit Fir’aun mendekat ke rumahnya, Musa AS dibawa keluar dengan keranjangnya dan dihanyutkan ke Sungai Nil yang berada di belakang rumahnya. Dalam Alquran disebutkan dalam kata-kata ini: “Maka Kami kirimkan ilham ini kepada ibu Musa: “Susulah (anakmu), tetapi jika kamu khawatir tentang dia, buang dia ke dalam sungai, tetapi jangan takut atau bersedih hati: karena Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan Kami akan menjadikannya salah satu dari utusan Kami.” (Alquran, 28:7)
Tongkat Berubah Menjadi Ular
Mukjizat ini dikehendaki oleh Allah SWT ketika Nabi Musa AS melawan penyihir kerajaan milik firaun. Seperti dikisahkan dalam Al-Qur'an Surah Al-A'raf ayat 107, bunyinya:
فَاَلْقٰى عَصَاهُ فَاِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُّبِيْنٌ(107 ۖ
Artinya: "Maka, dia (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba ia (tongkat itu) menjadi ular besar yang nyata." (QS. Al-A'raf: 107)
Melalui tafsir quran kemenag dikisahkan bahwa Nabi Musa AS melemparkan tongkatnya yang ada di tangan kanan ke hadapan firaun dan kaumnya. Seketika, tongkat tersebut melalui kekuasaan Allah SWT berubah menjadi ular raksasa yang bergerak dengan sangat cepat yang terlihat dengan mata kepala secara jelas.
Air Keluar Melalui Pukulan Tongkatnya
Mukjizat ini dikisahkan Allah SWT melalui firmanNya dalam Surah Al-Baqarah ayat 60, yaitu:
۞ وَاِذِ اسْتَسْقٰى مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ فَقُلْنَا اضْرِبْ بِّعَصَاكَ الْحَجَرَۗ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا عَشْرَةَ عَيْنًا ۗ قَدْ عَلِمَ كُلُّ اُنَاسٍ مَّشْرَبَهُمْ ۗ كُلُوْا وَاشْرَبُوْا مِنْ رِّزْقِ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ(60
Artinya: "(Ingatlah) ketika Musa memohon (curahan) air untuk kaumnya. Lalu, Kami berfirman, "Pukullah batu itu dengan tongkatmu!" Maka, memancarlah darinya (batu itu) dua belas mata air. Setiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah dan janganlah melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan." (QS. Al-Baqarah: 60)
Ilustrasi Nabi Musa saat membelah laut merah
Orang-orang Bani Israel pun dikumpulkan oleh Musa AS untuk berangkat ke Palestina. Fir'aun yang mengetahui pelarian itu langsung bergegas untuk menyusul mereka dengan membawa pasukan besar. Ketika Musa AS sudah sampai di Laut Merah bersama dengan orang-orang Bani Israel, terlihat Fir’aun menuju ke arah mereka dan mereka yakin bahwa akan dibunuh. Namun, Nabi Musa AS memukul air laut dengan tongkatnya dan air terbelah, membuat jalan yang kering. Orang-orang menyeberang dengan aman. Ketika Fir'aun melihat jalan itu, dia memasuki laut dengan memimpin pasukannya. Namun saat Fir;aun sudah berada di tengah-tengah laut, air yang terbuka tiba-tiba kembali menutup Fir;aun dan pasukannya. Fir'aun pun tenggelam bersama dengan pasukannya dan meninggal.
Iulah kisah Nabi Musa AS yang menjadi tauladan bagi umas muslim yang ada di seluruh dunia. Kisah tersebut memperlihatkan perjuangan Nabi Musa AS dalam menyebarkan ajaran agama dari Allah SWT dan membuktikan kebesaran serta kekuasaan dari Allah SWT.
Kisah Nabi Musa AS Lahir
Musa AS lahir pada masa Fir'aun yang dalam sejarah merupakan masa paling bermuatan politik. Fir'aun merupakan salah satu kekuatan dominan di negeri tersebut. Bahkan ia menyebut dirinya sebagai dewa karena sangat kuat dan tidak ada yang bisa melawannya. Fir’aun membagi-baikan golongan kelas, membagi orang-orang ke dalam kelompok dan suku.
Orang-orang Yahudi, anak-anak Israel, ditempatkan pada tingkat terendah dari masyarakat Mesir. Mereka adalah budak dan pelayan. Keluarga Musa AS sendiri termasuk dari anak-anak Israel tersebut.
Mukjizat Nabi Musa AS
Tangan Memancarkan Cahaya
Dalam Surah Al-Qashash ayat 32, Surah An-Naml ayat 12, dan Surah Thaha ayat 22-23, Allah menerangkan mukjizat Musa yaitu tangan yang bercahaya.
Nabi Musa diperlihatkan Allah kelebihan yang diberikan kepada dirinya. Ia diperintahkan oleh Allah SWT untuk memasukan tangannya ke kantong baju, kemudian tiba-tiba tangannya mengeluarkan cahaya putih bagaikan sepotong bulan yang bersinar.
Diturunkan Kitab Taurat
Menurut Tafsir Quran Kemenag, Allah SWT menjelaskan bahwa Islam sebagai jalan kebenaran yang harus diikuti bukanlah sesuatu yang baru, tetapi telah dibawa oleh para nabi terdahulu, antara lain adalah Nabi Musa AS. Berikut ayatnya:
ثُمَّ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ تَمَامًا عَلَى الَّذِيْٓ اَحْسَنَ وَتَفْصِيْلًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَّهُدًى وَّرَحْمَةً لَّعَلَّهُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّهِمْ يُؤْمِنُوْنَ(154 ࣖ
Artinya: "Kemudian, Kami telah menganugerahkan kepada Musa Kitab (Taurat) untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, menjelaskan secara rinci segala sesuatu, serta memberi petunjuk dan rahmat agar mereka beriman kepada pertemuan dengan Tuhannya." (QS. Al-An'am: 154)
Kisah Nabis AS Mendapatkan Wahyu
Istrinya pun disuruh untuk tetap tinggal di tempatnya dan ia pergi ke api tersebut. Saat mendekati api, Nabi Musa AS melihat bahwa api itu berasal dari pohon hijau tetapi tidak ada seorang pun yang hadir. Nabi Musa AS memperhatikan sekitarnya dengan terheran dan tiba-tiba mendengar sebuah suara yang mengatakan, “Wahai Musa, aku adalah Tuhanmu!”. Suara itu juga menyuruhnya untuk melempar tongkatnya ke tanah. Setelah Nabi Musa AS melemparnya, tiba-tiba saja tongkatnya berubah menjadi ular dan membuatnya ketakutan. Musa AS kemudian diperintahkan untuk mengangkat ular itu tanpa rasa takut dan ketika dia melakukannya, ular itu berubah kembali menjadi tongkat.
Kemudian tangan Nabi Musa AS diminta untuk diletakkan di bawah ketiaknya. Ketika dia menariknya lagi, tangannya bersinar dengan cahaya terang, seperti matahari. Suara Ilahi berkata kepadanya, “Wahai Musa! Ini adalah dua Tanda Kebesaran Tuhanmu. Kembalilah kepada Fir'aun dan kaumnya dan ajaklah mereka menghadap Tuhanmu!"
Kisah Nabi Musa AS Memberikan Dakwah kepada Fir’aun
Kemudian Fir'aun memanggil semua penyihir hebat ke istananya sehingga mereka bisa melakukan trik yang sama seperti yang dilakukan Musa AS. Para penyihir yang dipanggil merasa tidak khawatir. Kemudian potongan-potongan tali dilemparkan ke tanah dan menggeliat seperti ular. Tetapi ketika Nabi Musa AS melemparkan tongkatnya ke bawah, ular itu memakan semua potongan tali.
Para penyihir segera menyadari bahwa ini bukan sihir melainkan keajaiban, dan bersujud sambil berkata, "Kami percaya pada iman Musa". Allah SWT mengatakan kepada Nabi Musa (AS) untuk memperingatkan Fir'aun bahwa ia akan menghukumnya dan umatnya jika mereka melanjutkan mengikuti Fir’aun dan tidak menerima iman dari Nabi Musa AS. Tapi Fir'aun terlalu angkuh untuk mendengarkan peringatan itu.
Akhirnya Fir’aun dan pengikutnya dihukum sehingga negara itu dilanda kelaparan. Kawanan belalang memakan hasil panen. Sungai Nil meluap dan menyebabkan kehancuran besar. Bahkan orang-orang menderita kutu dan tumor. Ketika hukuman tersebut terjadi, semua orang pun bergegas mengikuti Nabi Musa AS dan memintanya untuk berdoa agar mendapatkan bantuan dan berjanji akan mengikuti agamanya. Tetapi ketika Nabi Musa sudah berdoa dan keadaan kembali normal, orang-orang tersebut kembali menyembah berhala.